Animasi

Selasa, 29 Maret 2011

Tugas Bahasa Indonesia


Bacalah contoh contoh sage di bawah ini, kemudian ceritakan salah satu isinya di depan kelas!

Perlawanan Terhadap Penjajah Belanda di Berbagai Daerah I

Sebelum munculnya pergerakan nasional, perjuangan melawan penjajah masih bersifat kedaerahan, dan hanya mengandalkan perjuangan fisik. berbagai perlawanan yang timbul dari waktu ke waktu diantaranya adalah :
1. Perang Paderi (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya. Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda. Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau.
Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Karena kewalahan, Belanda mengajak berunding. Pada tahun 1925 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri.
Perang Padri meletus lagi setelah Perang Diponegoro berakhir. Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam.
Tahun 1834 Belanda mengepung pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat bertahan sampai dengan tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos. Beliau tertangkap dan ditawan.
2. Perang Diponegoro (1825-1830)
Pangeran Diponegoro semasa kecilnya bernama Ontowiryo. Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. Beliau adalah putra Sultan Hamengku Buwono III. Beliau mendapat pendidikan agama Islam, keprajuritan dan kepahlawanan. Juga budi pekerti, cinta kepada sesama manusia, cinta bangsa dan cinta tanah air.
Berkat pendidikan nenek buyutnya, Pangeran Diponegoro menyadari benar bahwa kemerosotan bangsa dan negaranya adalah akibat adanya penjajahan Belanda. Alasan lain yang mendorong Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda sangatlah banyak. Kerajaan Mataram yang demikian besarnya pecah menjadi 4 kerajaan kecil akibat campur tangan Belanda, yaitu Kerajaan Yogyakarta, Kerajaan Surakarta, Kerajaan Paku Alam, dan Kerajaan Mangkunegaraan. Bahkan Patih Kerajaan Yogyakarta yang bernama Danureja IV mendukung penjajahan Belanda. Ia turut serta memeras rakyat.Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro tidak menyukai tindakan patih kerajaan tersebut.
Kemarahan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda memuncak ketika Patih Danureja IV, suruhan Daendels memasang tonggak-tonggak di atas tanah milik Pangeran Diponegoro di Tegalejo. Hal itu dilakukan tanpa seizin Pangeran Diponegoro terlebih dahulu. Pada tanggal 20 Juli 1825, pasukan Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo. Hal ini membangkitkan perlawanan Pangeran Diponegoro. Daerah Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Kedu dan Banyumas juga ikut berontak. Kedu dijadikan pusat perlawanan dan pemerintahan Pangeran Diponegoro. Markas besarnya terletak di Gunung Manoreh.
Perlawanan Diponegoro dibantu pula oleh teman-temannya. Pangeran Mangkubumi dan Kiai Maja sebagai penasehat. Pangeran Ngabehi Jayakusuma dan Sentot Alibasya Prawirodirjo sebagai panglima perang. Ada pula bantuan dari Imam Musba dan Prawirokusumo.
Pengaruh perlawanan Pangeran Diponegoro sampai pantai utara Jawa. Rakyat mengangkat Pangeran Diponegoro menjadi sultan dengan gelar Sultan Abdulhamid Herucakra Amirul Mukminin Sayidin Panatagama.
Perang Diponegoro berlangsung bertahun-tahun, mulai tanggal 20 Juli 1825 sampai 28 Maret 1830. Siasat Perang Diponegoro adalah gerilya. Markasnya terus berpindah-pindah, mula-mula di Tegalrejo kemudian pindah ke Selarong, Plered, Sala, Kedu, Bagelen, Banyumas, Tegal dan Pekalongan.
Belanda mendatangkan serdadu dari negerinya untuk mengadakan tekanan dan gerak cepat. Beberapa daerah dapat dikuasasi Belanda, yaitu Madiun, Bojonegoro, Pati, Semarang dan Pekalongan. Bahkan, Belanda terus-menerus mengadakan tekanan agar pasukan Pangeran Diponegoro keluar dari Yogyakarta dan Surakarta. Siasat Belanda adalah siasat Benteng (Benteng Stelsel). Akibatnya, daerah gerilya semakin sempit dan tidak dapat bergerak.
Pada tahun 1829, Kiai Maja tertangkap oleh Belanda, kemudian diasingkan ke Manado. Sebulan kemudian, Sentot Alibasya justru menyerah kepada Belanda. Ia dikirim ke Sumatera untuk memerangi Imam Bonjol dalam Perang Padri. Akhirnya, ia wafat di Bengkulu. Walaupun sudah ditinggalkan oleh para pembantunya, Pangeran Diponegoro terus berjuang.
Panglima tentara Belanda, Jenderal de Kock meminta agar Pangeran Diponegoro mau melakukan perundingan dengan menjamin keselamatannya. Perundingan dilakukan di Magelang, namun Jenderal de Kock mengingkari janjinya. Secara tiba-tiba seluruh pengikut Pangeran
Diponegoro dilucuti senjatanya dan Pangeran Diponegoro ditangkap. Dari Magelang, Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang dengan kapal kemudian ke Batavia. Dari Batavia, Pangeran Diponegoro dibawa ke Manado (1830), kemudian dipindahkan ke Ujungpandang (1834). Beliau
ditahan di Fort Rotterdam (benteng Makassar). Setelah ditahan selama 24 tahun oleh Belanda, pada tanggal 18 Januari 1855 beliau wafat dan dimakamkan di Kota Ujungpandang.
Perlawanan Pangeran Diponegoro ini ternyata mempunyai pengaruh yang sangat besar dan luas. Bagi Belanda, Perang Diponegoro telah menelan korban yang cukup besar, yaitu telah kehilangan 8.000 orang Eropa dan 7.000 orang pribumi serta menelan biaya yang tinggi, yaitu 20 juta gulden.
3. Perlawanan Rakyat Banjarmasin
Mulai abad ke-17, VOC telah melakukan hubungan dagang dengan rakyat Banjarmasin. Antara lain jual beli rotan, intan, emas dan lada. Bahkan, pada saat Sultan Rahmatullah berkuasa, VOC diberi izin mendirikan kantor dagang. Namun, ketika VOC menerapkan sistem monopoli, rakyat Banjarmasin melakukan reaksi penolakan. Akhirnya, VOC menyingkir dari Banjarmasin.
Sultan Tahmiditillah II bersengketa dengan Pangeran Amir, lalu Belanda mengambil kesempatan. Belanda memihak kepada Sultan Tahmiditillah II, Pangeran Amir berhasil ditangkap dan diasingkan ke Sailan. Berkat bantuannya itu, Belanda mendapat daerah Pagatan, Pasir, Kotawaringin, dan lainnya. Akhirnya, Banjar dikuasai Belanda sejak tahun 1636.
Pada tahun 1816, Belanda menerima kembali kekuasannya dari Inggris. Dengan segera Belanda mengadakan perjanjian dengan kerajaankerajaan yang ada di wilayah Nusantara termasuk dengan Kesultanan Banjar. Pada saat itu, Kesultanan Banjar dipegang oleh Sultan Adam (1825- 1857).
Pada tahun 1826, Belanda berhasil menguasai Kesultanan Banjar. Oleh karena itu, Pangeran Antasari meninggalkan keraton (pasirapan). Kemudian beliau hidup di pedesaan bersama-sama rakyat biasa. Jadi, beliau mengetahui benar penderitaan rakyat. Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Mashud dan cucu dari Pangeran Amir. Pada masa berkuasa, Sultan Adam telah mengangkat Pangeran Abdurakhman sebagai putra mahkota. Akan tetapi, pada tahun 1852 Pangeran Abdurakhman wafat dan meninggalkan 2 orang putra, yaitu Pangeran Tamjidillah dan Pangeran Hidayat.
Pada tahun 1857, Sultan Adam meninggal dunia. Di dalam surat wasiatnya beliau menyatakan bahwa yang akan menggantikannya adalah Pangeran Hidayat. Pihak Belanda melalui residennya yang bernama Van Hengst tidak setuju. Belanda lebih menyukai Pangeran Tamjidillah untuk menjadi sultan Banjar. Pangeran Tamjidillah sendiri tidak disukai oleh rakyat karena tidak taat beragama, suka hidup berfoya-foya dan sangat dekat dengan Belanda.
Pada bulan April 1859, pasukan Pangeran Antasari menyerang pospos Belanda. Perlawanan rakyat bergelora dan meluas kemana-mana. Benteng Belanda di Pangaron digempur, kemudian menguasai Muning dan Martapura. Beliau dibantu oleh Surapati, Kiai Demang Leman, Kiai Adipati Mangkunegara, Kiai Sultan Kara, Kiai Langlang, Haji Masrum, Haji Bayusin, Tumanggung Singapati dan Cakrawati.
Taktik perangnya adalah siasat gerilya. Tumanggung Surapati berhasil membakar kapal Belanda, yaitu Onrust di Sungai Barito. Pangeran Hidayat kemudian bergabung melawan Belanda. Mengetahui kejadian itu, Belanda segera menghapuskan Kesultanan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860. Sambil terus melakukan penekanan, Belanda juga membujuk Pangeran Hidayat untuk berunding. Akhirnya, Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Jawa Barat. Pangeran Antasari terus melakukan perlawanan, harapan rakyat Banjar untuk mengangkat Pangeran Hidayat menjadi Sultan sudah hilang. Untuk itu, rakyat mengangkat Pangeran Antasari untuk menggantikannya. Ia pun memperoleh gelar Panembahan Amiruddin Khalifat ul Mu’minin sebagai pengganti Sultan Adam. Walaupun sudah diangkat menjadi sultan, Pangeran Antasari tidak mau berdiam diri di keraton. Beliau memilih tinggal di benteng-benteng atau markas-markas pertahanan di dalam hutan belantara. Beliau terus berjuang walaupun usianya semakin tua.
Pada tanggal 11 Oktober 1862, Pangeran Antasari wafat di Hulu Teweh (Kalimantan Selatan). Perlawanan rakyat Banjar terus berkobar. Walaupun akhirnya Belanda dapat menangkap beberapa pemimpin pasukan Pangeran Antasari yang bermarkas di gua-gua, yaitu Kiai Demang Leman dan Tumanggung Aria Pati. Tahun 1866, Haji Buyasin gugur di medan perang. Sementara Kiai Demang Leman digantung Belanda. Putra-putra Pangeran Antasari melanjutkan perjuangan ayahandanya, antara lain Sultan Seman hingga meninggalnya pada tahun 1905.
4. Perlawanan Rakyat Buleleng
Hubungan masyarakat Bali dengan bangsa Belanda terjadi pada abad ke-17. Ketika itu, VOC sering mengadakan hubungan dagang. Sering kali VOC berusaha untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja Bali, tetapi tidak berhasil. Di Pulau Bali pada saat itu terdapat beberapa kerajaan, antara lain Kerajaan Buleleng, Karang Asem, Klungkung, Gianjar, Badung, Tabanan, Mengwi dan Jembrana.
Usaha Belanda untuk mengadakan perjanjian dengan kerajaan yang ada di Bali baru berhasil pada tahun 1841. Perjanjian itu ditandatangani oleh Raja Klungkung, Badung, Buleleng dan Karang Asem. Dalam perjanjian itu disebutkan raja-raja Bali mengakui kekuasaan Belanda dan mengizinkan pengibaran bendera Belanda di daerahnya.
Masalah yang menyulitkan hubungan Belanda dengan Kerajaan Bali adalah berlakunya Hak Tawan Karang, yaitu hak Raja Bali untuk merampas perahu yang terdampar di wilayahnya. Belanda banyak mengalami kerugian dengan berlakunya Hak Tawan Karang tersebut. Pada tahun 1844, di Pantai Pracak dan Sangit terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda yang terdampar. Asisten Residen Banyuwangi Ravia de Lignij datang ke Bali untuk membuat perjanjian penghapusan Tak tawan Karang ini. Dia pun menuntut Kerajaan Bali tunduk kepada kekuasaan Belanda.
Raja Buleleng dan patihnya menolak kedua tuntutan itu. Apalagi Belanda menuntut ganti rugi atas kapal-kapalnya yang dirampas. Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Made dan patihnya I Gusti Ketut
Jelantik segera menyiapkan pasukannya beserta perlengkapan untuk menentang Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1846, Belanda mengirimkan ultimatum agar dalam tempo 3 x 24 jam, Raja Buleleng mengakui kekuasaan Belanda dan menghapuskan Hak Tawan Karang. Namun hingga batas waktu tanggal 27 Juni 1846, Raja Buleleng tetap menolak.
Selain itu, Raja Karang Asem pun menentang Belanda. Tepat tanggal 27 Juni 1846, Belanda mengirim pasukannya dan mendarat di pantai Buleleng, bagian utara Bali. Pertempuran berjalan sengit dan meluas sampai ke kampung-kampung dan sawah-sawah. Belanda berhasil menekan perlawanan rakyat Bali, bahkan berhasil menduduki benteng prajurit Bali. Belanda meneruskan penyerangannya ke Singaraja, ibu kota Kerajaan Buleleng. Pada tanggal 29 Juni 1846, istana raja dapat diduduki Belanda. Raja Buleleng dan patihnya beserta pasukannya terpaksa mundur ke Benteng Jagaraga. Jatuhnya Benteng Jagaraga memengaruhi raja-raja yang lain untuk bersikap lemah. Pada tanggal 20 September 1906, Belanda menyerang Kerajaan Badung yang masih menggunakan Hak Tawan Karang. Keluarga kerajaan menyambut kedatangan Belanda dengan Perang Puputan, yaitu perang sampai tetes darah penghabisan. Akhirnya pada awal abad ke-20, seluruh Kerajaan Bali dapat ditundukkan oleh Belanda.
5. Perlawanan Rakyat Aceh
Perlawanan rakyat Aceh merupakan yang terberat yang dirasakan oleh Belanda. Pada tahun 1873, Belanda mengirim ekspedisi militer pertama ke Aceh dan mendapat perlawanan dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berlindung di sekitar Mesjid Raya Aceh. Dalam pertempuran itu, pasukan rakyat Aceh berhasil menembak Jenderal Kohler hingga tewas. Akhirnya, serangan Belanda pertama itu tidak berhasil.
Ekspedisi militer kedua terjadi pada tahun 1874, dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten. Pertempuran terjadi kembali di sekitar Mesjid Raya Aceh. Pasukan rakyat Aceh dipimpin oleh Panglima Polim. Belanda mengarahkan serangannya ke istana. Melalui pertempuran yang berjalan sengit, istana dapat dikuasai oleh Belanda.
Perlawanan terhadap Belanda terus terjadi di mana-mana, antara lain:
a) Perlawanan rakyat Aceh di daerah Pidie dipimpin oleh Teungku Cik Di Tiro;
b) Teuku Umar dengan istrinya Cut Nyak Din memimpin di Aceh bagian barat.
Walaupun istana telah direbut Belanda, tetapi perjuangan rakyat Aceh terus berkobar. Daerah-daerah di luar kota dikuasai sepenuhnya oleh para pejuang Aceh. Mereka dipimpin oleh para teuku (panglima) dan teungku (ulama).
Mayor Jenderal Van Swieten diganti oleh Jenderal Pel. Namun Jenderal Pel tewas dalam pertempuran di Tonga. Melihat kenyataan itu, pemerintah kolonial Belanda akhirnya mengirim seorang misionaris ahli agama Islam untuk mempelajari adat istiadat rakyat Aceh. Ia bernama Dr. Snouck Hurgronje dengan menggunakan nama samaran Abdul Gafar. Ia meneliti kehidupan rakyat Aceh dengan ikut berbaur ke dalamnya.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
a) seorang sultan tidak mempunyai kekuasaan tanpa adanya persetujuan dari bawahannya;
b) ulama sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan hasil kerja Dr. Snouck Hurgronje ini, Belanda menyusun kebijakan sebagai berikut:
a) melakukan politik memecah kekuatan rakyat;
b) ulama harus dihadapi dengan kekuatan militer;
c) dipisahkannya kaum ulama dengan bangsawan;
d) dibukanya kesempatan bagi anak-anak bangsawan untuk dijadikan pamong praja.
Dengan tekanan yang keras, satu per satu pimpinan rakyat Aceh dapat ditaklukan. Baik dengan jalan ditangkap maupun menyerahkan diri. Dengan hilangnya para pemimpin rakyat Aceh, akhirnya Aceh dapat dikuasai oleh Belanda pada tahun 1904.
Demikianlah tidak ada satu pun rakyat atau kerajaan dan penguasa di wilayah Nusantara yang menyerah begitu saja kepada penjajah. Mereka berjuang mempertaruhkan segala harta, masa depan, bahkan nyawa untuk membela dan mempertahankan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka.

Dikutip dari BSE Ilmu pengetahuan sosial 5: untuk SD/MI kelas V karangan Endang Susilaningsih
dan BSE Ilmu pengetahuan sosial 5: untuk SD/MI kelas V karangan Reny Yuliati


Jumat, 18 Maret 2011

Puisi Anak Anak


Anak anak tulis puisi ini di bulu PR Bahasa Indonesia, kemudian ceritakan makna yang ada dalam puisi itu ya !
 Pena Hitam
Ayam mencuat kokok di kala pagi
Sang mentari bangun meyejukkan hati
Membawa daku ingin mandi
Hasrat pun tak terbendung
Membawa maksud untuk mengepung
Berbagai ilmu yang menggunung
Ke sekolah daku berangkat
Tak lupa tas aku angkat
Pena hitam pun ikut berangkat
Dan kugoreskan dengan singkat
Daku ingin dapat cepat
Tidak mau dengan lambat
Pena hitam mengubah nasib
dengan makrifat.
2

Sabtu, 19 Februari 2011

TUGAS PKN

Anak anak ini tugas PKN nya, Tugasnya dikumpul hari sabtu tanggal 25-2-2010 ya !!!!
Carilah sepuluh gambar tentang rumah adat yang ada di Indonesia, kemudian tempelkan di buku PR PKN mu. Jangan lupa kalo belum berwarna, kamu warnai !!!Gampang kok, kamu bisa cari di majalah, buku buku PKN yang lama. Atau kamu bisa cari gambarnya di Internet. Oke!!!Kalau kamu sudah baca tugas ini, follow ya !! Met mengerjakan                        


                                                                                                              Winda Oktaviana, S.Si

Rabu, 16 Februari 2011

SUDUT

NAMA-NAMA SUDUT

Sudut adalah istilah yang sangat penting dan memiliki beberapa definisi:
1.Bentuknya terbuat dari 2 garis lurus yang bertemu disebuah titik
2.Membuat jarak diantara 2 garis tersebut
3.Jumlah ukuran 2 jarak pada busur
4.Titik sudut adalah ujung kedua garis itu akan membentuk sebuah sudut

NAMA SUDUT
Memberi nama untuk sudut dengan berbagai karakteristik:
5.Sudut 0 tidak memiliki jarak antara kedua garis
6.Sudut lancip adalah sudut antara 0 dan 90
7.Sudut siku-siku adalah sudut 90 .Dua garis yang membentuk sudut 90 jika tegak lurus dengan yang lain.Pembentukan simbol sudut adalah potongan kotak.Simbol itu menunjukkan jika kamu bekerja dengan sudut siku-siku.
8.Sudut tumpul adalah sudut antara 90 dan 180
9.Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180
10.Sudut pusat adalah sudut yang memiliki titik sudut yang terletak ditengah lingkaran
11.Sudut bersebelahan adalah sudut yang memiliki titik sudut yang sama dan satu bagian sisi yang sama(bersebelahan berarti dekat)
12.Sudut yang berseberangan dibentuk oleh 2 garis lurus menyilang dan selalu sama

SUDUT 90
Sudut yang sering digunakan dalam perdagangan adalah sudut 90 .Itu dapat membantu dalam pemahaman mengapa demikian.Jika 2 garis disilangkan,maka membentuk 4 sudut.Jumlah dari keempat sudut itu adalah 360 .Garis utama dari jangka adalah 2 garis lurus yang man jika 2 garis tersebut disilangkan masing-masing besar sudutnya adalah 90 .Sebagian besar dan perusahaan-perusahaan mengatakan untuk membuat garis sepanjang garis utama dari jangka.Jika 2 garis disilangkan,dari keempat sudut yang terbentuk masing-masing besarnya sama jika pada setiap sudutnya besarnya 90 .Sudut 90 biasa disebut sudut siku-siku.

Jumat, 11 Februari 2011

JADWAL PEKAN ULANGAN HARIAN KE-2

NO HARI/TANGGAL MATA PELAJARAN MATERI
1 RABU SBK KOLASE (PRAKTEK)
16-2-2011 IPS PEKERJAAN & 
SEMANGAT KERJA
2 KAMIS IPA ENERGI
17-2-2011 MATEMATIKA GARIS BILANGAN 
PECAHAN & SOAL CERITA
3 JUMAT BAHASA LAMPUNG LATIHAN & PR 
18-2-2011 (BUKU CETAK + LKS)
4 SABTU BAHASA INDONESIA LATIHAN & PR
(BUKU PLATINUM + CERIA)
19-2-2011 PKN HARGA DIRI







































Rabu, 09 Februari 2011

PR IPA

Untuk siswa III A Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar, PR nya dikumpul besok. Jangan lupa kerjain ya sayang !!!!!
1. Tuliskan 3 jenis energi !
2. Tuliskan 2 sumber energi panas !
3. Energi apa yang mendorong rakit bambu saat di sungai ?
4. Energi apa yang mendorong perahu layar saat di sungai ?
5. Apakah pengaruh energi gerak bisa kita rasakan ?

Selasa, 01 Februari 2011

ENERGI

Pengertian Energi : Kemampuan untuk melakukan kerja
Sifat Energi          : Energi tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan
                             Energi tidak dapat dimusnahkan hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain
 Bentuk Bentuk Energi : 1. Energi listrik
                                     2. Energi cahaya
                                     3. Energi panas
                                     4. Energi bunyi
                                     5. Energi gerak
Sumber energi utama di bunyi : Matahari
Macam macam sumber energi :Baterai, Accu, Matahari,Air, Angin, Bahan bakar dll
Matahari menghasilkan energi panas dan cahaya
Makanan menghasilkan energi kimia
Baterai dan Accu menghasilkan energi kimia
Angin dan air menghasilkan energi gerak
Contoh perubahan bentuk energi : Pada lampu = listrik - panas dan cahaya
                                                    Setrika listrik = listrik - panas
                                                    Kincir air      = air - energi gerak - energi listrik
                                                    Kipas angin = listrik - energi gerak